Perilaku Etika Dan Bisnis
Etika Bisnis dapat
menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan
menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan
dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.
bisnis adalah suatu
organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya,
untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris
business, dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam konteks individu,
komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan
pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
1.
Lingkungan
bisnis yang mempengaruhi etika
”Etika bisnis merupakan
pola bisnis yang tidak hanya peduli pada profitabilitasnya saja, akan tapi juga
memerhatikan kepentingan stakeholder-nya. Etika bisnis tidak bisa terlepas dari
etika personal, keberadaan mereka merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan
maupun tidak terpisahkan dan keberadaannya saling melengkapi. Etika bisnis sesorang
merupakan perpanjangan moda-moda tingkah lakunya atau tindakan-tindakan
konstan, yang membentuk keseluruhan citra diri atau akhlak orang itu. Etika
bisnis merupakan salah satu bagian dari prinsip etika yang diterapkan dalam
dunia bisnis. Istilah etika bisnis mengandung pengertian bahwa etika bisnis
merupakan sebuah rentang aplikasi etika yang khusus mempelajari tindakan yang
diambil oleh bisnis dan pelaku bisnis. Namun semakin disadari bahwa godaan itu
membawa risiko besar yang akan menjadi bom waktu yang akan menghancurkan
perusahaan pada jangka panjang. Dalam hal ini peran manajer sangat penting
dalam mengambil keputusan-keputusan bisnis secara etis. Terdapat beberapa
faktor yang berpengaruh terhadap perilaku etika dalam bisnis yaitu :
a. Lingkungan Bisnis
Seringkali para eksekutif perusahaan
dihadapkan pada suatu dilema yang menekannya, seperti misalnya harus mengejar
kuota penjualan, menekan biaya, peningkatan efisiensi dan bersaing, Dipihak
lain eksekutif perusahaan juga harus bertanggung jawab terhadap masyarakat agar
kualitas barang terjaga, harga barang terjangkau. Disini nampak terdapat dua
hal yang bertentangan harus dijalankan. Misalnya, menekan biaya dan efisiensi
tetapi harus tetap meningkatkan kualitas produk. Oleh karena itu eksekutif
perusahaan harus pandai mengambil keputusan etis yang tidak merugikan
perusahaan.
b. Organisasi
Secara umum, anggota organisasi itu
sendiri saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Dilain pihak organisasi
terhadap individu harus tetap berprilaku etis, misalnya masalah pengupahan, jam
kerja maksimum.
c. Indivudu
Seseorang yang memiliki filosofi
moral, dalam bekerja dan berinteraksi dengan sesama akan berprilaku etis.
Prinsip-prinsip yang diterima secara umum dapat dipelajari dari interaksi
dengan teman, famili, dan kenalan. Dalam bekerja, individu harus memiliki
tanggung jawab moral terhadap hasil pekerjaannya yang menjaga kehormatan
profesinya. Bahkan beberapa profesi memiliki kode etik tertentu dalam
pekerjaannya.
2.
KESALINGTERGANTUNGAN
ANTARA BISNIS DAN MASYARAKAT
Kesalingtergantungan
bekerja didasarkan pada relasi kesetaraan, egalitarianisme. Manusia
bekerjasama, bergotong-royong dengan sesamanya memegang prinsip kesetaraan.
Tidak akan tercipta sebuah gotong-royong jika manusia terlalu percaya kepada
keunggulan diri dibanding yang lain, entah itu keunggulan ras, agama, suku,
ekonomi dsb.
Dalam masyarakat yang semakin maju, organisasi
harus dikelola secara efektif dan efisien. Pada dasarnya, organisasi yang
mengelola interaksi masyarakat dibagi menjadi organisasi profit dan nonprofit.
Organisasi nonprofit lebih berorientasi pada tujuan nilai sosial dengan lebih
menekankan kegiatan pelayanan pada kelompok masyarakat. Sedangkan organisasi
profit lebih menekankan pada tujuan mendapatkan keuntungan.
Etika bisnis merupakan
penerapan tanggung jawab sosial suatu bisnis yang timbul dari dalam perusahaan
itu sendiri. Seperti halnya manusia pribadi juga memiliki etika pergaulan antar
manusia, maka pergaulan bisnis dengan masyarakat umum juga memiliki etika
pergaulan yaitu etika pergaulan bisnis. Etika pergaulan bisnis dapat meliputi
beberapa hal antara lain adalah :
1. Hubungan antara
bisnis dengan langganan/konsumen
Hubungan antara bisnis dengan
langganannya merupakan hubungan yang paling banyak dilakukan. Oleh karena itu
bisnis haruslah menjaga etika pergaulannya secara baik. Adapun pergaulannya
dengan langganan disini yaitu seperti pemberian servis atau garansi, memberikan
penjelasan mengenai produk, dll.
2. Hubungan dengan
karyawan
Manajer yang pada umumnya selalu
berpandangan untuk memajukan bisnisnya sering kali harus berurusan dengan etika
pergaulan dengan karyawan. Pergaulan bisnis dengan karyawan ini meliputi
beberapa hal yaitu Penarikan, Latihan, Promosi atau kenaikan pangkat, Tranfer,
Demosi atau penurunan pangkat. maupun Pemecatan/PHK. Didalam menarik tenaga
kerja haruslah dijaga adanya penerimaan yang jujur sesuai dengan hasil seleksi
yang telah dijalankan. Sering kali terjadi hasil seleksi tidak diperhatikan
akan tetapi yang diterima adalah peserta yang berasal dari anggota keluarga
sendiri.
3. Hubungan antar
bisnis
Hubungan ini merupakan hubungan
antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain. Hal ini bisa terjadi
hubungan antara perusahaan dengan para pesaing, grosir, pengecer, agen maupun
distributor. Dalam kegiatan sehari-hari tentang hubungan tersebut sering
terjadi benturan-benturan kepentingan antara keduanya. Dalam hubungan ini tidak
jarang dituntut adanya etika pergaulan bisnis yang baik.
4. Hubungan dengan
investor
Perusahaan yang berbentuk Perseroan
Terbatas dan terutama yang akan atau telah "go public" harus menjaga
pemberian informasi yang baik dan jujur dari bisnisnya kepada para investor.
Informasi yang tidak jujur akan menjerumuskan para investor untuk mengambil
keputusan investasi yang keliru. Jangan sampai terjadi adanya manipulasi atau
penipuan terhadap informasi tentang prospek perusahaan tersebut.
5. Hubungan dengan
lembaga-lembaga keuangan
Hubungan dengan lembaga-lembaga
keuangan terutama pajak pada umumnya merupakan hubungan pergaulan yang bersifat
finansial. Hubungan ini merupakan hubungan yang berkaitan dengan penyusunan
laporan keuangan. Laporan finansial tersebut haruslah disusun secara baik dan
benar sehingga tidak terjadi kecendrungan kearah penggelapan pajak atau
sebagainya. Keadaan tersebut merupakan etika pergaulan bisnis yang tidak baik.
3.
Kepedulian
perilaku bisnis terhadap etika
Dalam dunia bisnis
dituntut untuk peduli dengan keadaan lingkungan masyarakat, bukan hanya dalam konteks
bentuk “uang” dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih hal yang
kompleks . Artinya sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis
untuk menjual pada tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand
harus menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak
memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan semata yang berlipat ganda.
Akan tetapi, dalam keadaan excess demand pelaku bisnis harus mampu
mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung jawab maupum memberikan
konstribusi terhadap lingkungan
masyarakat sekitarnya. Tanggung jawab sosial bisa dalam bentuk
kepedulian terhadap masyarakat di sekitarnya, terutama dalam hal pendidikan,
kesehatan, pemberian latihan keterampilan, dll.
4.
Pengembangan
etika dalam bisnis.
Berikut perkembangan
etika bisnis
1. Situasi Dahulu
Pada awal sejarah
filsafat, Plato, Aristoteles, dan filsuf-filsuf Yunani lain menyelidiki
bagaimana sebaiknya mengatur kehidupan manusia bersama dalam negara dan
membahas bagaimana kehidupan ekonomi dan kegiatan niaga harus diatur.
2. Masa Peralihan:
tahun 1960-an
ditandai pemberontakan
terhadap kuasa dan otoritas di Amerika Serikat (AS), revolusi mahasiswa (di
ibukota Perancis), penolakan terhadap establishment (kemapanan). Hal ini memberi
perhatian pada dunia pendidikan khususnya manajemen, yaitu dengan menambahkan
mata kuliah baru dalam kurikulum dengan nama Business and Society. Topik yang
paling sering dibahas adalah corporate social responsibility.
3. Etika Bisnis Lahir
di AS: tahun 1970-an
sejumlah filsuf mulai
terlibat dalam memikirkan masalah-masalah etis di sekitar bisnis dan etika
bisnis dianggap sebagai suatu tanggapan tepat atas krisis moral yang sedang
meliputi dunia bisnis di AS.
4. Etika Bisnis Meluas
ke Eropa: tahun 1980-an
di Eropa Barat, etika
bisnis sebagai ilmu baru mulai berkembang kira-kira 10 tahun kemudian. Terdapat
forum pertemuan antara akademisi dari universitas serta sekolah bisnis yang
disebut European Business Ethics Network (EBEN).
5. Etika Bisnis menjadi
Fenomena Global: tahun 1990-an
tidak terbatas lagi
pada dunia Barat. Etika bisnis sudah dikembangkan di seluruh dunia. Telah
didirikan International Society for Business, Economics, and Ethics (ISBEE)
pada 25-28 Juli 1996 di Tokyo.
5.
Etika
Bisnis Dan Akuntan
Dalam menjalankan
profesinya seorang akuntan di Indonesia diatur oleh suatu kode etik profesi
dengan nama kode etik Ikatan Akuntan Indonesia. Kode etik Ikatan Akuntan
Indonesia merupakan tatanan etika dan prinsip moral yang memberikan pedoman
kepada akuntan untuk berhubungan dengan klien, sesama anggota profesi dan juga
dengan masyarakat. Selain dengan kode etik akuntan juga merupakan alat atau
sarana untuk klien, pemakai laporan keuangan atau masyarakat pada umumnya,
tentang kualitas atau mutu jasa yang diberikannya karena melalui serangkaian
pertimbangan etika sebagaimana yang diatur dalam kode etik profesi.
Kewajiban akuntan
sebagai profesional mempunyai tiga kewajiban yaitu; kompetensi, objektif dan
mengutamakan integritas. Kasus enron, xerok, merck, vivendi universal dan
bebarapa kasus serupa lainnya telah membuktikan bahwa etika sangat diperlukan
dalam bisnis. Tanpa etika di dalam bisnis, maka perdaganan tidak akan berfungsi
dengan baik. Kita harus mengakui bahwa akuntansi adalah bisnis, dan tanggung
jawab utama dari bisnis adalah memaksimalkan keuntungan atau nilai shareholder.
Tetapi kalau hal ini dilakukan tanpa memperhatikan etika, maka hasilnya sangat
merugikan. Banyak orang yang menjalankan bisnis tetapi tetap berpandangan
bahwa, bisnis tidak memerlukan etika.
http://xsaelicia.blogspot.com/2012/10/perilaku-etika-dalam-bisnis.html
http://hennyolgarebekka.wordpress.com/2012/10/08/pendahuluan-dan-etika-sebagai-tinjauan-serta-perilaku-etika-dalam-bisnis/
http://donieorens.wordpress.com/2012/09/27/bab-2-perilaku-etika-dalam-bisnis/
http://ramutz.blogspot.com/2012/10/perilaku-etika-dalam-bisnis.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar